Ian Antono yang memiliki nama asli Jusuf Antono Djojo (lahir
di Malang, Jawa Timur, 29 Oktober 1950) adalah seorang musisi
dan pencipta lagu yang juga salah seorang gitaris kelompok musik rock
legendaris God Bless.
Pada awalnya, Ian Antono merupakan seorang drummer. Namun
setelah mendengar musik-musik The Shadows ia mulai berminat menjadi gitaris. Ia
pun akhirnya bergabung dengan band Abadi Soesman yang waktu itu namanya cukup
diperhitungkan. Tahun 1970 ia hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan band
Bentoel yang menjadi pengiring bagi penyanyi Emilia Contesa dan Trio The King.
Akhirnya tahun 1974 ia resmi menjadi gitaris God Bless dan
merilis album-album seperti Huma Diatas Bukit (1975), Cermin (1980), Semut
Hitam (1989). Nama Ian Antono mulai menarik perhatian karena pada saat itu
atmosfer musik rock di Indonesia belum ada yang memulai. God Bless lah yang
pertama kali mempelopori. Secara otomatis Ian juga menjadi gitaris pertama yang
berkibar di jalur rock Indonesia.
Awal karier
Pada awalnya, Ian Antono merupakan seorang drummer. Namun
setelah mendengar musik-musik The Shadows ia mulai berminat menjadi gitaris. Ia
pun akhirnya bergabung dengan band Abadi Soesman yang waktu itu namanya cukup
diperhitungkan. Tahun 1970 ia hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan band
Bentoel yang menjadi pengiring bagi penyanyi Emilia Contesa dan Trio The King.
Akhirnya tahun 1974 ia resmi menjadi gitaris God Bless dan
merilis album-album seperti Huma Diatas Bukit (1975), Cermin (1980), Semut
Hitam (1989). Nama Ian Antono mulai menarik perhatian karena pada saat itu
atmosfer musik rock di Indonesia belum ada yang memulai. God Bless lah yang
pertama kali mempelopori. Secara otomatis Ian juga menjadi gitaris pertama yang
berkibar di jalur rock Indonesia.
Setelah mundur dari God Bless dan Ian bergabung dengan grup
Gong 2000 dan merilis album-album seperti Bara Timur (1991), Laskar (1994), dan
Prahara (1996).
Sewaktu masih memperkuat God Bless permainan Ian berbeda
dengan semasa ia memperkuat Gong 2000. Di Gong 2000 ia banyak memasukkan unsur
musik Bali. Hal itu dibuktikan pada setiap penampilannya, Ian setidaknya
mengikutsertakan 20 musisi asli Bali. Tahun 1997, Ian kembali memperkuat God
Bless dan berduet dengan Eet Sjahranie yang masih berstatus sebagai gitaris God
Bless. Konsep double gitar ini cukup menarik perhatian meski pada akhirnya
album "Apa Kabar?" gagal dipasaran.
Ian Antono juga merupakan sosok seorang musisi yang
produktif. Dalam setahun beliau bisa menggarap album untuk beberapa penyanyi.
Banyak album yang tidak lepas dari sentuhan hangatnya termasuklah Iwan Fals,
Anggun C. Sasmi, Nicky Astria, Doel Sumbang, Gito Rollies, Ebiet G Ade, Ikang
Fawzi dan banyak lagi. Karya Ian Antono di arena muzik telah menerima banyak
penghargaan. Antaranya ialah BASF Award (1987 - 1988) untuk Arranger Terbaik
dan Komposer Terbaik untuk album Gersang (Nicky Astria), HDX Award (1989) untuk
lagu Buku Ini Aku Pinjam (Iwan Fals), BAFS Award (1989) Album Bara Timur (Gong
2000) sebagai The Best Selling Album dan The Best Arranger & Composer, HDX
Award (1994) untuk album Laskar (Gong 2000) sebagai Album Terbaik. Yang tidak
kalah pentingnya adalah penghargaan dari Diamond Achievement Award atas
dedikasi dan prestasi yang tinggi di industri musik pada tahun 1995.
Sebuah pengalaman yang menarik bagi Ian adalah ketika pada
tahun 1999 ia diundang oleh Ramli Syarif untuk ikut memeriahkan ajang Formula-1
di Malaysia. Bagi Ian ini bukan pengalaman biasa, pasalnya disana turut hadir
pula grup kolaborasi dewa gitar dunia, G3 dan grup rock legendaris Jethro Tull.
Dengan memanfaatkan sesi check sound, Ian mempelajari perangkat milik Steve Vai
yang jumlahnya banyak. Dari situ ia menambah ilmu dan wawasan yang belum pernah
ia dapatkan di Indonesia.
Kebesaran nama dan kontribusinya bagi dunia musik Indonesia
membuat para musisi muda Indonesia menggelar proyek album A Tribute To Ian
Antono yang dimeriahkan oleh artis-artis musik Indonesia seperti EdanE, Sheila
On 7, Padi, Gigi, Cokelat, Boomerang, /rif, dll.
Ian Antono pada tahun 2007 ini sering memakai Gibson Les
Paul standar dan juga Gibson SG double neck. Untuk perangkat latihan di rumah
ia memakai Marshall, namun untuk LIVE dan rekaman di studio ia menggunakan Mesa
Boogie. Tak ada efek macam-macam yang ia gunakan selain sebuah delay.
• Gitar Yang Digunakan : Gibson Les Paul Standar, Gibson SG Double Neck, Hamer, Kramer Tracer, Fender Stratocaster, Ibanez JEM 77, Washburn N-4, Gibson Les Paul Deluxe, Ovation Elite, Gibson Chat Atkins, Martin CMF, Martin EST 12 senar, dan Seagull
• Ampli : Messa Boogie Strategy 400, Marshall JCM 900 1960, Trace Elliot AC-100, Messa Boogie Quad, Messa Boogie Tri Axis
• Efek : Roland GP8. Harmonizer Eventid H-3000S
Sumber : Wikipedia